cerita Malam di Hutan


Di sebuah desa kecil, terdapat hutan yang terkenal angker. Penduduk desa sering memperingatkan anak-anak untuk tidak bermain di sana setelah gelap. Suatu malam, sekelompok anak muda yang penasaran memutuskan untuk menjelajahi hutan tersebut.


Mereka membawa senter dan berjanji untuk kembali sebelum tengah malam. Saat langkah mereka semakin dalam ke hutan, suasana mulai berubah. Suara-suara malam yang biasanya terdengar merdu kini menjadi hening. Hanya terdengar suara langkah kaki mereka yang menggema.


Tiba-tiba, salah satu dari mereka melihat bayangan bergerak di antara pepohonan. "Ada apa itu?" tanyanya, suaranya bergetar. Teman-temannya menertawakan, tetapi ketakutan mulai menyelimuti mereka.


Setelah beberapa saat, mereka menemukan sebuah pondok tua yang terlupakan. Pintu pondok itu sedikit terbuka, dan rasa ingin tahu mengalahkan rasa takut. Mereka masuk ke dalam, dan suasana di dalamnya sangat mencekam. Dindingnya dipenuhi dengan gambar-gambar menyeramkan dan bau busuk yang menyengat.


Tiba-tiba, salah satu dari mereka menemukan sebuah buku tua di atas meja. Ketika dibuka, halaman-halaman buku itu berisi tulisan tangan yang menggambarkan ritual-ritual aneh. Di tengah buku, ada satu halaman yang kosong, hanya bertuliskan "Siapa yang membaca ini akan terikat selamanya."


Ketika mereka membaca kalimat itu, lampu senter mereka berkedip dan mati. Dalam kegelapan, mereka mendengar suara bisikan. Suara itu semakin keras, seolah memanggil mereka keluar dari pondok. Dengan ketakutan, mereka berlari menghindari bayangan-bayangan yang mulai muncul di sekeliling.


Saat mereka berhasil keluar dari hutan, mereka berjanji tidak akan pernah kembali. Namun, setiap malam, salah satu dari mereka mulai mendengar bisikan yang sama dan merasakan kehadiran yang mengintai.


Setiap kali mereka berkumpul, satu per satu mulai menghilang, dan hingga kini, tidak ada yang tahu apa yang terjadi pada mereka. Hanya ada cerita tentang anak-anak yang hilang di hutan, dan pondok tua yang menunggu pengunjung berikutnya.


 Akhir


Nah, bagaimana? Apakah cerita ini berhasil membuatmu merinding?

Comments