PSSI menerima peringatan dari FIFA akibat banyaknya kerusuhan di liga 2 Indonesia

 


Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) telah menerima peringatan resmi dari FIFA terkait insiden kerusuhan yang terjadi dalam Liga 2 Indonesia, khususnya pada pertandingan antara Persela Lamongan dan Persijap Jepara. Insiden tersebut berlangsung pada tanggal 18 Februari 2025, ketika sekelompok suporter Persela melakukan tindakan anarkis setelah tim kesayangan mereka tertinggal dalam skor dan merasa tidak puas terhadap keputusan wasit yang memberikan kartu merah kepada salah satu pemain mereka.


Akibat dari kerusuhan ini, pertandingan terpaksa dihentikan pada menit ke-78. Suporter yang merasa kecewa mulai melakukan tindakan provokatif, seperti melempar botol dan menyalakan flare, yang menyebabkan kerusakan pada fasilitas stadion, termasuk pembakaran gawang dan pecahan kaca di area stadion. Erick Thohir, sebagai Ketua Umum PSSI, menyatakan bahwa FIFA telah mengawasi situasi ini dengan cermat dan memberikan peringatan serius kepada PSSI mengenai pentingnya menjaga keamanan dan ketertiban selama pertandingan berlangsung.


Saat ini, PSSI berencana untuk melakukan investigasi menyeluruh dan membentuk satuan tugas khusus guna menangani masalah kerusuhan ini. Thohir menekankan bahwa langkah-langkah yang telah diterapkan di Liga 1 juga perlu diimplementasikan di Liga 2 demi meningkatkan kualitas pengamanan.


Sanksi yang mungkin dikeluarkan oleh FIFA dapat berdampak serius bagi sepak bola Indonesia, termasuk dampak negatif bagi tim nasional. Jika kerusuhan terus berlanjut, Indonesia berisiko menghadapi sanksi yang lebih berat, yang dapat mengganggu partisipasi tim nasional dalam kompetisi internasional, termasuk Piala Dunia 2026.


Selain itu, PSSI juga berpotensi menghadapi ancaman sanksi dari Komisi Disiplin PSSI terkait insiden kerusuhan ini. Denda yang mungkin dikenakan dapat mencapai ratusan juta rupiah, bergantung pada tingkat pelanggaran yang dilakukan oleh para suporter.


Erick Thohir mengingatkan seluruh pihak untuk bertanggung jawab dalam menciptakan suasana yang aman selama pertandingan. Ia juga mengimbau kepada semua wasit untuk berani melaporkan segala bentuk intimidasi atau praktik mafia dalam sepak bola.


Situasi ini menegaskan bahwa kerusuhan yang dilakukan oleh suporter bukanlah masalah yang bersifat lokal, melainkan dapat berdampak buruk pada reputasi sepak bola Indonesia di tingkat internasional. Oleh karena itu, PSSI harus segera mengambil tindakan preventif guna mencegah terulangnya insiden serupa di masa mendatang agar tidak merugikan perkembangan sepak bola domestik.


Sebagai informasi tambahan, pertandingan Liga 2 antara Persela Lamongan dan Persijap Jepara di Stadion Tuban Sport Center, Tuban, Jawa Timur, pada Selasa (18/2/2025), mencatatkan kerusuhan yang melibatkan suporter. Kerusuhan ini juga mewarnai sejumlah pertandingan Liga 2 lainnya di awal tahun 2025. Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menjelaskan bahwa semua kejadian tersebut tidak terlepas dari pengawasan FIFA.


Erick Thohir menegaskan bahwa PSSI, bersama berbagai pihak, akan melaksanakan investigasi dan membentuk satuan tugas khusus terkait kerusuhan yang terjadi di Liga 2. Ia juga mencatat bahwa FIFA telah memberikan peringatan terkait insiden-insiden tersebut. "Ini sangat disayangkan, dan kami akan melakukan investigasi terkait kerusuhan di Liga 2. Dalam pertemuan dengan Kapolri dan Kejaksaan Agung, kami memiliki komitmen yang sama. Kami harus menerapkan langkah-langkah yang sama seperti yang dilakukan di Liga 1 terkait kualitas pengamanan dan penggunaan VAR, kini di Liga 2," kata Erick saat ditemui awak media di Jakarta pada Sabtu (22/2).

Sejumlah pertandingan Liga 2 di Indonesia memang telah mengalami gangguan akibat kerusuhan yang dipicu oleh oknum suporter, seperti pada pertandingan antara Persela melawan Persijap di Tuban, Deltras kontra Persibo di Sidoarjo, serta Persipa berhadapan dengan Persipura di Pati. Namun, Erick Thohir tidak memberikan rincian mengenai pertandingan mana yang menjadi perhatian pihak FIFA.


"Saya tidak dapat mengidentifikasi pertandingan yang dimaksud, mengingat saat ini terdapat tim investigasi yang tengah menangani masalah ini. FIFA telah mengirimkan peringatan terkait sejumlah pertandingan, dan akan dibentuk satuan tugas untuk menanganinya. Saya meyakini bahwa Kepala Kepolisian Republik Indonesia dan Kejaksaan sudah memiliki komitmen untuk menindaklanjuti permasalahan ini," ujar Erick.


Hingga saat ini, larangan bagi suporter untuk memberikan dukungan kepada tim mereka di markas tim lawan belum dicabut sebagai bagian dari upaya transformasi sepak bola di Indonesia. Meskipun demikian, kenyataannya masih sering terjadi insiden penyusupan dalam beberapa pertandingan.

Comments